The Art of Pessimistic




Aku menyadari bahwa aku adalah seorang pesimis. Itu semua karena aku tahu, apa yang saat ini di depanku tidak dapat aku lampaui atau jalani. Aku tahu batasanku, aku tahu kelemahanku, aku tahu sisi tersampah yang mengendap di tubuh ini. Tetapi semua orang sibuk memberi argumen-argumen untuk membuat kita selalu bangkit. Kenapa mereka masih juga tidak sadar?


Pada dasarnya, semua orang ingin bermain sebagai peran utama. Ada yang keberatan hanya bermain sebatas figuran dan juga ada yang puas hanya sebagai penonton. Tetapi pasti ada satu bagian kecil, dimana mereka semua ingin bermain sebagai pemeran utama. 



Aku yang saat ini begitu puas hanya dengan menjadi seorang penonton dan juga perekam adegan, saat ini terseret oleh hasutan liar yang membawaku dan ingin menjadikanku sebagai pemeran utama.



Kenikmatannya hanya berlangsung sementara. Di detik ini juga, aku merasakan penyesalannya. Tahu-tahu semuanya terjadi seperti yang selalu aku bayangkan, hanya saja kenapa aku selalu memungkirinya? 



Semua orang adalah pembohong. Terutama aku. 



Kenapa semua orang tidak bisa membiarkan sedikit ekspetasiku berjalan sesuai yang aku inginkan? Aku tidak tahu apa salahku pada kalian semua, tapi kalian selalu menghancurkan mimpiku.



Semua orang adalah pembohong.



Mereka melakukan sebuah kebajikan dengan satu alasan busuk yang digenggamnya erat-erat.



I don't trust people anymore


Maybe yesterday's not tomorrow's regret, But today is.

Langkahmu hari ini, adalah penyesalanmu untuk keesokan hari. Selamat menikmati hidup berdampingan dengan penyesalan.

Komentar