Act II : HMJM 0.3
Mari kita putar belakang ke waktu di mana aku masih hangat-hangatnya menjadi mahasiswa baru. Kala itu, kelompok kami atau yang nantinya menjadi teman satu kelas selama semester satu dan dua, mendapatkan semacam tur pengenalan-pengenalan UKM yang ada di kampus ini. Seluruh kelompok yang ada akan bergiliran untuk menghinggapi satu kelas ke kelas lainnya di mana di kelas tersebut sudah ada UKM atau HMJ yang akan menyambut kami semua.
Di dalam kelas, mereka para UKM dan HMJ akan sedikit mempresentasikan bagaimana bentuk-bentuk kegiatan beserta manfaat-manfaat yang bisa didapat jika ikut bergabung di keanggotaan. Di saat itu pula akan banyak sekali kalimat-kalimat dusta, rayuan gombal, kata-kata persuasif, atau apapun itu, akan digunakan demi menggaet minat mahasiswa baru untuk bergabung.
Semua UKM dan HMJ berlomba-lomba agar terlihat lebih baik dari yang lainnya. Terlihat dari bagaimana mereka menghiasi ruang kelas, memberikan sambutan se-istimewa mungkin, memberi kejutan-kejutan tak terduga, hanya demi menarik antusiasme kami para mahasiswa baru.
Jujur saja, saat aku masuk ke ruang kelas di mana HMJM menyambutku dan menjelaskan proker-proker mereka, aku sedikitpun tidak tertarik. Atau bagaimana bilangnya ya, seperti biasa saja, tidak ada spesial-spesialnya. Malah aku lebih tertarik dengan Kopma, Pasar Modal, Mapastie. Karena aku sudah merasa cukup lama merasakan hidup berorganisasi, maka mungkin aku sempat berpikiran mencari pengalaman baru di luar berorganisasi.
Sampailah ketika aku menentukan keputusan. Saat itu perkuliahan sudah mulai masuk seperti biasanya, dan juga aku sudah resmi menjadi mahasiswa di sini.
Ketertarikanku untuk mengikuti kegiatan non akademik ini seketika ludes tak lama setelah perkuliahan biasa berlangsung. Aku benar-benar tidak ingin bergabung UKM atau HMJ manapun. Aku menebak kegiatannya bakalan menjadi such a nuisance banget buat perkuliahanku. Toh aku sudah pernah punya pengalaman tentang berorganisasi.
Tapi seperti manusia setengah dewasa pada umumnya, tak ada pilihan yang absolut, semuanya dapat berganti-ganti tergantung situasi dan mood yang ada.
Aku berpikir ulang di lain hari, jika nanti kuliahku hanya di isi perputaran hidup yang membosankan seperti: bangun - kuliah - pulang - makan - tidur - makan - tidur. Sudah dapat dipastikan dalam waktu kurang dari setengah semester aku sudah mati membusuk karena kebosanan.
At least i'll give it a try.
Segera ku isi formulir pendaftaran itu dan langung men-DP biaya untuk mengikuti kegiatan makrab. Dulu makrab ini masih bernama Leadership Boot Camp, namun di tahun ini sudah berganti menjadi Management Boot Camp. Entah di tahun berikutnya akan berganti atau tidak.
Kalian bisa membaca pengalaman ceritaku ketika mengikuti makrab HMJM di sini dan di sini. Itupun dikhususkan hanya bagi kalian yang memiliki waktu berlebih dan merasa ingin membuang waktunya sia-sia.
Ketika sudah resmi bergabung, aku jarang sekali aktif dalam kegiatan. Mungkin aku hanya hadir secukupnya saja atau ketika memang benar-benar penting. Aku juga jarang ikut nongkrong di dalam sekre, karena walaupun sudah menjadi anggota, aku masih merasa canggung. Bisa dikatakan alasan pertama ialah aku butuh waktu beradaptasi untuk membaur dengan orang-orang tersebut. Dan alasan kedua aku malas.
Sampai suatu ketika ada seseorang yang merubah segalanya.
Aku melihat seseorang ketika menjadi panitia di sebuah acara. Mungkin saat itu aku sudah sah menjadi seorang pengagum
Pada akhirnya aku dan dia diizinkan oleh kehidupan untuk berkomunikasi satu sama lain. Semenjak itu kami selalu bertukar pesan terus menerus. Kebanyakan cerita yang kami bahas adalah tentang HMJM. Berkat dia aku bisa tahu banyak cerita-cerita di dalamnya sebelum teman-temanku yang lain mengetahuinya. Serta tak luput juga ia menceritakan bagaimana sih HMJM itu baik dan buruknya. Apapun ceritanya, aku selalu mendengarkan dengan seksama.
Ia selalu memintaku untuk ikut bergabung, membujukku untuk ikut masuk ke dalam lingkaran pertemanan di HMJM. Aku pun mengindahkan bujukkan orang tersebut. Aku mulai selalu hadir di segala proker atau kegiatan-kegiatan HMJM. Turut andil dalam menyumbang ide walaupun tak seberapa. Berkenalan dengan teman-teman baru yang bisa di andalkan. Dan yang paling penting adalah aku bisa melihat dia jika aku rajin mengikuti semua hal-hal di atas.
Lama kelamaan aku merasa nyaman di sini. Teman-teman kampusku hampir semuanya berasal dari tempat ini. Aku perlahan-lahan berubah menjadi pribadi yang lebih baik (dari segi perspeftifku loh ya) bersama mereka. Aku punya tempat cerita tentang masalah seputar perkuliahan. Aku punya tempat penghasil tawaku sendiri, dan masih banyak lagi lainnya.
Entah apa yang akan terjadi kalau dia tidak membujukku untuk membaur. Mungkin aku bakalan menjadi anggota pasif yang kerjaannya cuman nongol ketika ada acara-acara tertentu kali ya.
Begitulah sedikit flashback bagaimana aku bisa aktif di organisasi ini. Aku yang awalnya tak peduli berubah menjadi sedemikian rupa. Aku belajar bahwa kenyamanan ternyata bukan kita terima, tapi kita sendiri yang ciptakan. Sebagus apapun tempatnya, kalau tidak menemukan kenyamanan apa artinya?
Di balik itu semua, aku akuin sekali bagaimana mereka tak keberatan menganggap satu sama lain keluarga, Tidak ada perbedaan strata ataupun semacamnya. Manfaat yang aku dapat lebih dari sekadar ilmu berorganisasi, namun juga tentang bagaimana memanusiakan manusia.
Kita sudah melewati banyak hal bersama. Selalu ingat saja bahwa rumah disebut rumah karena ada seseorang yang menyambutmu ketika kau pulang.
Aku sedih bahwa akulah yang harus terlebih dahulu meninggalkan mereka semua. Terimakasih HMJM untuk pengalaman yang luar biasa!
Komentar
Posting Komentar